Iran dan Rusia akan bekerja sama untuk meluncurkan stablecoin yang akan berfungsi sebagai metode pembayaran dalam perdagangan luar negeri. Stablecoin menjadi pilihan dikarenakan diyakini memiliki stabilitas dari sisi harga.
Hal ini juga sudah dikonfirmasi langsung oleh Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Kripto dan Blockchain Rusia (RACIB), Alexander Brazhnikov, yang mengatakan bahwa token kripto itu diproyeksikan akan terbitk dalam bentuk stablecoin yang didukung emas.
Sebelumnya proyek ini direncanakan akan rilis sebelum berakhirnya tahun 2022, namun hal tersebut terhalang dikarenakan belum siapnya regulasi untuk mengatur proyek ini.
Anggota Komite Kebijakan Informasi, Teknologi Informasi, dan Komunikasi di parlemen Rusia,Anton Tkachev mengatakan proyek stablecoin bersama itu hanya akan mungkin dilakukan setelah market aset digital diatur sepenuhnya di Rusia.
Chainalysis yang merupakan perusahaan analisis blockchain melaporkan bahwa penggunaan stablecoin di Rusia meningkat setelah menerima berbagai sanksi dari barat karena melakukan operasi militer ke Ukraina.
Volume transaksi stablecoin pada sejumlah layanan utama di Rusia meningkat dari 42% (Januari 2022) menjadi 67% (Maret 2022), sejak saat itu volume transaksi stablecoin di Rusia terus meningkat